Tahun 2019 kental dengan aroma politik,bahkan sudah tercium sejak 2018.
Hal ini tak lepas dari adanya event pilkada serentak lalu dilanjutkan dengan Pilpres di 2019.
2 kandidat Capres yang bertarung kali ini merupakan "musuh" lama yang kembali menguji skill kepemimpinan dimata rakyat namun dengan pasangan yang berbeda dari pilpres 2014.
Joko Widodo kali ini menggandeng KH Ma'ruf Amin, sementara Prabowo Subianto berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Tanpa mengecilkan maksud dari kedua pasangan capres dan cawapres yang notabene adalah putra-putra terbaik bangsa, namun saya merasa "sedikit" kurang antusias dibandingkan dengan pertarungan di 2014 yang lalu.
Apa alasannya?
Pertama,Capres yang diusung adalah wajah lama yang sudah pernah bertarung di pilpres sebelumnya yang dimenangkan oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla,ini menandakan alur dan cerita sedikit banyak tidak akan berbeda jauh dari pilpres sebelumnya dengan kata lain tidak ada kejutan.
Kedua,Cawapres yang dipinang masing- masing kandidat adalah "kejutan yang tidak membuat terkejut".KH Ma'ruf Amin adalah ulama,tokoh hebat dari generasi lama yang meski sarat pengalaman namun sudah kurang klop dengan era sekarang dari berbagai aspek, ini menandakan tidak adanya regenerasi yang bagus di dunia politik negeri ini.
Sandiaga Uno adalah Wagub DKI Jakarta yang belum setengah jalan menjalani jabatan apalagi menuntaskan amanah yang diberikan oleh pemilihnya.Ini semakin menegaskan tren pemimpin daerah yang melepas jabatan yang belum selesai diemban demi mengejar jabatan yang lebih tinggi.Apakah negara ini kekurangan stok negarawan atau hanya ingin sekedar meraih suara demi memenangkan pertandingan?
Terlepas dari semua hal yang saya utarakan diatas,tentunya semua kembali kepada diri masing-masing warga negara yang mempunyai hak pilih.Tulisan ini hanya mengungkapkan kegelisahan saya sebagai warga negara atas dinamika politik yang sedang terjadi tanpa menyudutkan salah satu pihak dan menjelek-jelekan seseorang ataupun lembaga manapun.
MAJU TERUS INDONESIAKU !!!!!
Hal ini tak lepas dari adanya event pilkada serentak lalu dilanjutkan dengan Pilpres di 2019.
2 kandidat Capres yang bertarung kali ini merupakan "musuh" lama yang kembali menguji skill kepemimpinan dimata rakyat namun dengan pasangan yang berbeda dari pilpres 2014.
Joko Widodo kali ini menggandeng KH Ma'ruf Amin, sementara Prabowo Subianto berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Tanpa mengecilkan maksud dari kedua pasangan capres dan cawapres yang notabene adalah putra-putra terbaik bangsa, namun saya merasa "sedikit" kurang antusias dibandingkan dengan pertarungan di 2014 yang lalu.
Apa alasannya?
Pertama,Capres yang diusung adalah wajah lama yang sudah pernah bertarung di pilpres sebelumnya yang dimenangkan oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla,ini menandakan alur dan cerita sedikit banyak tidak akan berbeda jauh dari pilpres sebelumnya dengan kata lain tidak ada kejutan.
Kedua,Cawapres yang dipinang masing- masing kandidat adalah "kejutan yang tidak membuat terkejut".KH Ma'ruf Amin adalah ulama,tokoh hebat dari generasi lama yang meski sarat pengalaman namun sudah kurang klop dengan era sekarang dari berbagai aspek, ini menandakan tidak adanya regenerasi yang bagus di dunia politik negeri ini.
Sandiaga Uno adalah Wagub DKI Jakarta yang belum setengah jalan menjalani jabatan apalagi menuntaskan amanah yang diberikan oleh pemilihnya.Ini semakin menegaskan tren pemimpin daerah yang melepas jabatan yang belum selesai diemban demi mengejar jabatan yang lebih tinggi.Apakah negara ini kekurangan stok negarawan atau hanya ingin sekedar meraih suara demi memenangkan pertandingan?
Terlepas dari semua hal yang saya utarakan diatas,tentunya semua kembali kepada diri masing-masing warga negara yang mempunyai hak pilih.Tulisan ini hanya mengungkapkan kegelisahan saya sebagai warga negara atas dinamika politik yang sedang terjadi tanpa menyudutkan salah satu pihak dan menjelek-jelekan seseorang ataupun lembaga manapun.
MAJU TERUS INDONESIAKU !!!!!
Comments
Post a Comment